Bismillahirrohmaanirrohim
Seorang mahasiswi muslimah di Bantwal dekat Mangalore memutuskan untuk keluar dari kampusnya setelah dirinya diminta oleh pihak sekolah untuk melepaskan Jilbab yang ia kenakan di dalam kelas serta adanya penentangan dari mahasiswa Hindu terhadap Jilbab yang ia pakai.
Ayesha gadis muslimah yang baru masuk kuliah pada tahun pertama di SVS College di Bantwal dekat Mangalore tidak diijinkan untuk mengenakan jilbab di dalam kelas – sangat marah atas perlakuan itu.
Hal ini merupakan kejadian terbaru dari gesekan agama di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Awal tahun ini – seorang anak perempuan dari Kerala yang kuliah di Mangalore mengatakan bahwa dia dipaksa turun dari bis dengan teman muslimnya yang ia ajak berbicara. Dan sering ada laporan bahwa umat Hindu dan Islam tidak berbicara satu sama lain di depan umum secara bersama.
Tekanan untuk menghapuskan simbol-simbol agama tidak hanya datang dari administrasi kampus, namun juga banyak datang dari sesama mahasiswa.
"Mereka mengatakan jika anda memakai jilbab, maka kami akan memakai syal kuning jingga (pakaian tradisional India -red)," katanya kepada media.
Ayesha pertama kali keluar dari kampus dua minggu lalu, ketika dia diminta untuk melepaskan jilbabnya. Tetapi dia kembali lagi – meminta pihak kampus mencabut larangan tersebut. Namun pihak kampus tidak mau menanggapinya. Administrator kampus mengatakan mereka terjebak dalam perselisihan ini. Mereka secara pribadi tidak mempermasalahkan Ayesha mengenakan jilbab di kelas, tetapi mereka meminta Ayesha melepaskan jilbab dengan alasan untuk meredakan ketegangan yang ada atas permintaan mahasiswa Hindu yang menolak adanya jilbab di kelas.
Pakaian resmi kampus termasuk mengenakan pakaian Sari untuk dosen wanita dan tidak diijinkan mengenakan Dhotis berwarna hitam dari para pengikut Ayyappa, namun tidak menyebutkan jilbab untuk para mahasiswi muslimah.
Pimpinan dari SVS College Sitarama Mayya mengatakan:"Aturan ini berlaku untuk semua siswa. Dia satu-satunya yang tidak mengikuti aturan."
Ayesha telah memutuskan bahwa dia tidak bisa melanjutkan kuliah di kampus tersebut. Jilbab Ayesha cukuplah menjadi lambang terakhir ketidak toleran beragama di pantai Karnataka India.(fq/ndtv)
http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam
Seorang mahasiswi muslimah di Bantwal dekat Mangalore memutuskan untuk keluar dari kampusnya setelah dirinya diminta oleh pihak sekolah untuk melepaskan Jilbab yang ia kenakan di dalam kelas serta adanya penentangan dari mahasiswa Hindu terhadap Jilbab yang ia pakai.
Ayesha gadis muslimah yang baru masuk kuliah pada tahun pertama di SVS College di Bantwal dekat Mangalore tidak diijinkan untuk mengenakan jilbab di dalam kelas – sangat marah atas perlakuan itu.
Hal ini merupakan kejadian terbaru dari gesekan agama di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Awal tahun ini – seorang anak perempuan dari Kerala yang kuliah di Mangalore mengatakan bahwa dia dipaksa turun dari bis dengan teman muslimnya yang ia ajak berbicara. Dan sering ada laporan bahwa umat Hindu dan Islam tidak berbicara satu sama lain di depan umum secara bersama.
Tekanan untuk menghapuskan simbol-simbol agama tidak hanya datang dari administrasi kampus, namun juga banyak datang dari sesama mahasiswa.
"Mereka mengatakan jika anda memakai jilbab, maka kami akan memakai syal kuning jingga (pakaian tradisional India -red)," katanya kepada media.
Ayesha pertama kali keluar dari kampus dua minggu lalu, ketika dia diminta untuk melepaskan jilbabnya. Tetapi dia kembali lagi – meminta pihak kampus mencabut larangan tersebut. Namun pihak kampus tidak mau menanggapinya. Administrator kampus mengatakan mereka terjebak dalam perselisihan ini. Mereka secara pribadi tidak mempermasalahkan Ayesha mengenakan jilbab di kelas, tetapi mereka meminta Ayesha melepaskan jilbab dengan alasan untuk meredakan ketegangan yang ada atas permintaan mahasiswa Hindu yang menolak adanya jilbab di kelas.
Pakaian resmi kampus termasuk mengenakan pakaian Sari untuk dosen wanita dan tidak diijinkan mengenakan Dhotis berwarna hitam dari para pengikut Ayyappa, namun tidak menyebutkan jilbab untuk para mahasiswi muslimah.
Pimpinan dari SVS College Sitarama Mayya mengatakan:"Aturan ini berlaku untuk semua siswa. Dia satu-satunya yang tidak mengikuti aturan."
Ayesha telah memutuskan bahwa dia tidak bisa melanjutkan kuliah di kampus tersebut. Jilbab Ayesha cukuplah menjadi lambang terakhir ketidak toleran beragama di pantai Karnataka India.(fq/ndtv)
http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam