Rabu, 04 September 2013

JAMAN SUHARTO

Bismillahirrohmaanirrohim

Suharto-Isih penak jamankuSejak 15 tahun lalu Suharto turun tahta, saya sering ketemu dengan orang-orang yang merindukan kondisi ekonomi jaman Suharto, dan menyesalkan kondisi jaman sekarang yang lebih buruk. Tapi apakah benar hidup di jaman Suharto lebih enak? Saya mencoba kumpulkan data-datanya:

Dolar lebih murah di jaman Suharto. Sebelum krisis moneter, nilai tukar dolar cuma Rp 2000. Akan tetapi pada saat krisis moneter, dolar mencapai Rp 16.000 di jaman Suharto.
Harga barang lebih murah di jaman Suharto. Menurut Deptan, harga beras di perkotaan pada tahun 1998 memang hanya Rp 958/kg, tapi pada jaman itu nilai UMR rata-rata cuma Rp 153.000. Sekarang harga beras memang naik sekitar 10 kali lipat jadi Rp 9000, akan tetapi UMR rata-rata juga naik sekitar 10 kali lipat: Rp 1.434.000.
Cari pekerjaan lebih gampang di jaman Suharto. Angka pengangguran 1998 saat Suharto ada di 5,46%. Angka pengangguran 2013, lima belas tahun kemudian ada di 5,92%.
Luwih murah jamanku
Dari angka-angka tersebut, nampaknya situasi ekonomi jaman sekarang tidak berbeda jauh dengan jaman Suharto. Mungkin orang-orang yang mengeluh ekonomi Suharto lebih enak itu mungkin cuma ingin mengeluh saja?

BAGAIMANA PANDANGAN ANDA......?

Sumber :http://hermansaksono.com/

Bedanya berita Dunia & Akhirat...

Bismillahirrohmaanirrohim

Bedanya berita Dunia & Akhirat...
          Kalau Dunia kejadian terlebih dahulu setelah itu barulah berita yang menyusul dan fahamilah berita dunia itu selalu basi,tapi walaupun begitu penggemarnya banyak,kebnyakan orang2 awam .

           Sedangkan berita akhirat  ,berita terlebih dahulu setelah itu barulah kejadiannnya nanti dan tidak akan basi untuk selamanya...., hanya penggemarnya sedikit ,kebanyakan yang menjadi penggemar akhirat ini orang2 alim ulama....& org yg cendrung hatinya kepda Alloh..
           
            Oleh sebab itu perbanyaklah membaca Al-quran, kurangilah memebaca koran,beleh siihh.....memebaca koran asal untuk diambil pelajarannya....asal jangan lupa baca Al-quran.Wallohu'alam.

Penulis :Admin

Pohon Thuba

Bismillahirrohmaanirrohim



Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Beberapa nash syar’i menyebutkan tentang nama pohon di surga, seperti pohon anggur, kurma, delima, dan lainnya. Salah satu namanya yang disebutkan dengan tegas adalah Thuba. Pohon terbesar yang ada di sana. Sangat rindang dan begitu indah. Terbuat dari emas. Darinya, pakaian ahli surga terbuat. (HR. Ibnu Hibban)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,


إِنَّ فِي الْجَنَّةِ شَجَرَةً يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ لَا يَقْطَعُهَا وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ : وَظِلٍّ مَمْدُودٍ(

“Sesungguhnya di dalam surga terdapat pohon yang dilewati oleh penunggang kuda selama seratus tahun tapi ia tak keluar dari naungannya. Bacalah jika kalian mau, “Dan naungan yang terbentang luas” [QS. Al-Waqi’ah: 30].” (HR. Al-Bukhari)

Dalam Shahihaih, dari Abu Sa’id al-Khudri, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat satu pohon yang dilalui oleh penunggang kuda yang mahir dan sangat kencang selama seratus tahun tapi belum melampuinya.”

Bagi siapakah pohon tersebut?

Secara umum pohon Thuba diperuntukkan bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang beriman kepada beliau dan meniti sunnah-sunnahnya, baik ia pernah berjumpa dengan beliau saat hidupnya ataukah tidak. (HR. Ahmad)

Dalam hadits lain juga disebutkan, Thuba disediakan bagi orang yang senantiasa memperbaiki dirinya, sibuk dengan aib dirinya dari mengurusi aib orang lain. Bukan berarti ia tidak melakukan amar ma’ruf nahi munkar atau mengingkari kemungkaran. Karena ada anggapan di umum, tidak pantas mengurusi aib/kesalahan orang lain apabila ia meihat dalam dirinya masih bercokol aib. Tapi ia memperbaiki dirinya terlebih dahulu lalu berusaha memperbaiki orang lain.

Salah satu kelompok lain yang disebutkan dalam hadits, adalah mereka yang memperbanyak istighfar, sehingga catatan amalnya dipenuhi dengannya.

Dari Abdullah bin Busr Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا

“Keberuntungan (nama untuk surga dan pohon di surga) bagi siapa yang mendapati catatan amalnya berisi istighfar yang banyak.” (HR. Ibnu Majah, al-Nasai dalam al-Kubra, al-Baihaqi dalam al-Syu’ab, Al-Bazzar dan selainnya. Dishahihkan Al-Albani dalam Al-Misykah, no. 236)

Semoga  kita termasuk bagian dari ahlil jannah dan mendapat keberuntungan di akhirat sehingga bisa menikmati keindahan pohon Thuba di sana. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

Penulis :Oleh: Badrul Tamam
Diperikasa : Admin

Lencana Facebook

Bagaimana Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

MOTTO

Kami tidak malu menerima saran & kritik anda...