Sabtu, 20 Juli 2013

Jokowi-Ahok Akan Bedah Rumah Kumuh Warga Jakarta

Jokowi-Ahok Akan Bedah Rumah Kumuh Warga Jakarta

Oleh Andi Muttya Keteng
Posted: 21/07/2013 10:30

Jokowi-Ahok Akan Bedah Rumah Kumuh Warga Jakarta












Gubernur Jakarta Joko Widodo dan Wakilnya Basuki Tjahaja (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta : Warga Jakarta yang tinggal di rumah kumuh boleh berbahagia. Sebab Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta atas instruksi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan melakukan bedah rumah kumuh di 5 kotamadya Jakarta tahun 2013 ini.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI tentang Penataan Kampung Kumuh Tersebar di 5 Wilayah Kota, penataan kampung kumuh yang merupakan janji Jokowi-Ahok ini akan dilakukan pada 27 titik di 5 kotamadya Jakarta.

27 Lokasi tersebut, yaitu, untuk Jakarta Pusat penataan, dilakukan di Petojo, Kemayoran, Galur, Tanah Tinggi, Karang Anyar, Bungur, Cempaka Putih, Kebon Sirih, Bendungan Hilir, dan Utan Panjang. Kawasan Jakarta Barat, kampung deret akan dibangun di Tambora, Kali Anyer, dan Kapuk.

Untuk wilayah Jakarta Utara, penataan kampung kumuh dilaksanakan di Tanjung Priok, Semper Barat, Tugu Utara, Cilincing, Pejagalan, Marunda, dan Pademangan Timur.

Lalu, di Jakarta Selatan, bedah rumah kumuh akan dilaksanakan di Petogogan, Gandaria, dan Pasar Minggu. Di Jakarta Timur, kampung kumuh yang ditata nantinya berlokasi di Klender, Jatinegara, Cipinang Besar Selatan, dan Pisangan Timur.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Jakarta, Yonathan Pasodung, menyatakan, pihaknya sedang melakukan survei kepemilikan hunian pada 27 lokasi yang ditetapkan sebagai deret penataan kampung (kampung deret).

"Rumah-rumah itu kan by name by address. Jadi tidak boleh salah menyalurkan bantuan sosial untuk rumahnya. Dilakukan survei, itu rumah siapa dan alamatnya di mana," kata Yonathan saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (21/7/2013).

Kemudian, hasil dari survei tersebut akan dievaluasi oleh tim evaluasi walikota di masing-masing wilayah. Setelah itu walikota mengeluarkan surat penerimaan bantuan sosial dalam bentuk 1 nama untuk 1 alamat.

Yonathan mengatakan, dalam pelaksanaan penataan kampung kumuh itu, 5 suku dinas perumahan setiap wilayah akan mengerjakan sarana umum, seperti perbaikan jalan, saluran air, dan pelebaran jalan.

Sedangkan untuk penataan rumah akan dilakukan sendiri oleh si pemilik rumah. Pemprov DKI nantinya hanya memberikan bantuan sosial berupa dana yang disesuaikan dengan luas bangunan.

"Warga akan serentak memperbaki rumahnya. Sifatnya renovasi bukan pembangunan rumah. Ya, seperti bedah rumah. Tujuannya untuk penataan kampung dari kumuh menjadi tidak kumuh. Kita lagi data rumah yang akan direnovasi," jelas Yonathan.

Mengenai anggaran, Dinas Perumahan DKI akan melakukan pengukuran luas rumah warga terlebih dulu. Bila luasnya di bawah 36 meter, bantuan sosial yang diberikan ke warga sebesar Rp 1,5 juta per meter atau totalnya Rp 54 juta per rumah. (Riz/Yus)


http://news.liputan6.com/

Rusia "pulangkan" tikus dan kadal air dari luar angkasa

Bismillahirrohmaanirrohim


Minggu, 19 Mei 2013 22:34 WIB | 8362 
Moskow (ANTARA News) - Kapsul buatan Rusia berisi 45 tikus dan 15 kadal air serta sejumlah hewan kecil lain tiba di bumi pada Minggu setelah menjalani tugas ke luar angkasa selama satu bulan.

Data dari misi tersebut diharapkan mampu mewujudkan penerbangan manusia ke planet Mars pada suatu saat nanti.

Pusat Kendali Misi Rusia mengatakan kapsul yang bernama Bion-M itu mendarat dengan mulus berkat bantuan sistem parasut khusus di wilayah Orenburg Rusia, yang berjarak sekitar 1.200 kilometer di tenggara Moskow.

Kapsul itu juga membawa siput dan tikus gurun serta sejumlah tanaman dan tumbuhan mikro. Tidak ada keterangan tentang berapa banyak hewan yang bertahan hidup setelah menjalani misi itu.


Kepala Departemen Pusat Riset Antariksa TsSKB-Progress, Valery Abrashkin, mengatakan bahwa misi tersebut dimulai pada April guna mempelajari bagaimana cara tubuh bekerja dalam beradaptasi di lingkungan yang kurang gravitasi.

Laboratorium riset lapangan telah dipasang di dekat tempat kapsul tersebut mendarat guna memeriksa bagaimana respon hewan-hewan itu setelah menjalani penerbangan ke antariksa dan kembali ke Bumi.

Para ilmuwan mengatakan hewan-hewan itu diperlukan karena mereka merupakan subjek dari percobaan yang tidak mungkin dilakukan terhadap manusia yang saat ini bekerja di Stasiun Antariksa Internasional (ISS).

Mereka menjelaskan bahwa menempatkan sebuah penampungan hewan kecil di ISS selama sebulan akan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi para pekerja di sana.

Kapsul Bion-M itu telah melintasi orbit pada jarak 575 kilometer di atas Bumi.

Rusia telah lama berambisi untuk mengirimkan misi ke Mars dan kini menargetkan tahun 2030 sebagai tahun pembangunan pangkalan di Bulan untuk penerbangan ke planet merah itu.

Tetapi beberapa masalah belakangan ini, termasuk kegagalan memalukan pengiriman satelit penelitian Moskow ke Mars tahun lalu, telah membuat program luar angkasa Rusia semakin dipertanyakan kelanjutannya, demikian AFP. (P012/B002)
Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2013

http://www.antaranews.com

Apakah Ilham Itu

Bismillahirrohmaanirrohim

pengertian ilham Apakah Ilham Itu? Dalam Al-Qur’an disebutkan dalam bentuk fi’il madhi (kata kerja lampau) yaitu dalam QS Asy-Syams 7-8 : “Dan demi jiwa serta penyempurnaannya, lalu IA meng-ILHAM-kan kepadanya jalan keburukan dan ketaqwaannya.” Dalam Al-Mu’jam [2] disebutkan makna ayat tersebut : “ALLAH menanamkan dalam jiwa itu perasaan yang dapat membedakan antara kesesatan dan petunjuk.” Makna ini didasarkan oleh riwayat mufassir terdahulu seperti Mujahid dll tentang makna ayat ini. Mungkin dimasa sekarang orang biasa menyebutnya sebagai dhamir (hati nurani). Di dalam kamus Al-Muhith, disebutkan: “ALLAH mengilhamkan padanya kebaikan, yaitu IA mengajarkannya kepadanya.” Adapun pen-syarah kitab Al-Muhith yaitu Az-Zubaidi [3] mengatakan: “Ilham ialah apa-apa yang diletakkan dalam hati dalam bentuk yang melimpah dan khusus dengan sesuatu yang datangnya dari ALLAH atau dari para Malaikat.” Dikatakan pula: “Meletakkan sesuatu di dalam hati, yang karenanya hati menjadi tentram dan hal itu dikhususkan oleh ALLAH bagi para hamba yang dikehendaki-NYA.” Di dalam Lisanul Arab [4] disebutkan: “Ilham ialah bahwa ALLAH menanamkan di dalam jiwa seseorang sesuatu yang dapat mendorongnya untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu, dan ia termasuk jenis wahyu yang dengannya ALLAH mengkhususkan siapa saja yang dikehendaki-NYA diantara hamba-hamba-NYA.” Di dalam Syarh Aqidah Nasafiyyah [5] disebutkan: “Ilham adalah menanamkan sesuatu dalam hati secara melimpah.” Sedangkan di dalam At-Ta’rifat [6] dikatakan: “Ilham adalah apa yang ditanamkan di dalam hati dengan cara yang melimpah.” Sementara di dalam An-Nihayah [7] dikatakan : “Ilham ialah bahwa ALLAH meletakkan di dalam jiwa seseorang perintah yang membangkitkannya untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu dan hal itu termasuk jenis wahyu yang dikhususkan oleh ALLAH kepada siapa saja yang dikehendaki-NYA diantara para hamba-NYA.” Sementara itu dalam bab had-da-tsa ia menyitir sebuah hadits shahih [8]: “Sungguh telah ada pada ummat-ummat terdahulu para muhaddatsun, dan jika ada seseorang dari ummatku, maka ia adalah Umar bin Khattab.” Kemudian ia berkata [9]: “Penafsiran dari hadits ini ialah bahwa mereka itu adalah orang-orang yang diberikan ilham & orang yang diberikan ilham adalah orang yang dalam dirinya diletakkan sesuatu lalu dengannya ia diberi tahu tentang suatu perkiraan atau suatu firasat. Hal ini semacam sesuatu yang dikhususkan oleh ALLAH kepada siapa saja yang dikehendaki-NYA dari para hamba yang dipilih-NYA, misalnya Umar, seolah-olah disampaikan pembicaraan kepada mereka lalu mereka mengatakannya.” Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa: Ilham adalah penyampaian suatu makna, pikiran atau hakikat di dalam jiwa atau hati – terserah mau dinamakan apa saja – secara melimpah. Maksudnya ALLAH SWT menciptakan padanya ilmu dharuri yang ia tidak dapat menolaknya, yaitu bukan dengan cara dipelajari akan tetapi dilimpahkan ke dalam jiwanya bukan karena kemauannya. Perbedaan ilham dan tahdits menurut Imam Ibnul Qayyim [10] bahwa tahdits sifatnya lebih khusus dari ilham, berdasarkan hadits Bukhari tentang Umar ra di atas, sehingga setiap tahdits adalah ilham tapi tidak setiap ilham adalah tahdits. Seorang mu’min (manusia yang mukallaf) akan diberikan ilham sesuai taraf keimanannya kepada ALLAH SWT, seperti disebutkan dalam ayat-ayat: وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa: Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil), dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, Karena Sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (QS Al-Qashshash, 28/7) وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى الْحَوَارِيِّينَ أَنْ آَمِنُوا بِي وَبِرَسُولِي قَالُوا آَمَنَّا وَاشْهَدْ بِأَنَّنَا مُسْلِمُونَ “Dan (ingatlah), ketika AKU ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku. Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)”. (QS Al-Ma’idah, 5/111) Dan bisa juga diberikan kepada makhluk yang tidak mukallaf, sebagaimana dalam firman-NYA yang lain; وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ “Dan RABB-mu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia.” (QS An-Nahl, 16/68) Ilham, Kasyaf, Mimpi, dan Firasat Tidak Bisa Dijadikan Hujjah Syari’at Kesepakatan para ulama ushul bahwa ilham, firasat, mimpi dan kasyaf, semuanya itu adalah bukan hujjah syari’at baik dalam masalah amal dan ibadah apalagi dalam masalah i’tiqad (aqidah). Para ulama ushuluddin dan ushul fiqh telah ijma’ dalam masalah ini, mereka menolak orang yang menganggapnya sebagai hujjah dan menolak segala sesuatu yang didasarkan kepadanya. An-Nasafi [11] berkata: “Menurut ahlul-haqq ilham itu bukanlah salah satu sebab dari sebab-sebab untuk mengetahui kebenaran sesuatu.” Imam Abu Zaid ad-Dabusi salah seorang ulama Hanafiyyah berkata : “Ijma’ ulama bahwa ilham tidak boleh diamalkan, kecuali jika pada hal yang mubah yang tidak terdapat sama sekali dalil syari’ah tentangnya. Jadi bolehnya mengamalkan ilham terikat dengan 2 hal: 1) Hendaklah tidak ada dalil syari’ah dalam masalah tersebut, baik dalam Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’, Qiyas dan dalil-dalil lain yang diperselisihkan. 2) Hendaknya hal itu dalam hal-hal yang mubah, sedangkan dalam masalah yang wajib, haram, makruh dan sunnah maka tidak dapat disandarkan kepada ilham seorang mulhim maupun kasyaf seorang kasyif.” Imam Asy-Syathibi [12] lebih rinci berkata: “Di antara contohnya jika seorang Hakim yang telah mendengar kesaksian 2 orang saksi yang adil, lalu Hakim tersebut bermimpi Nabi SAW berkata bahwa kedua saksi itu tidak adil, maka mimpi itu harus ditolak karena bertentangan dengan prinsip syariat. Demikian pula jika seseorang mendapat kasyaf atau firasat bahwa air yang akan dipakainya berwudhu’ adalah najis, padahal berdasar fakta air tersebut tidak najis, maka iapun tidak boleh meninggalkan air itu dalam keadaan apapun. Semua ini didasarkan dalil shahih dari nabi SAW: عَنْ زَيْنَبَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّكُمْ تَخْتَصِمُونَ إِلَيَّ وَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَنْ يَكُونَ أَلْحَنَ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ فَأَقْضِيَ لَهُ عَلَى نَحْوٍ مِمَّا أَسْمَعُ مِنْهُ Dari Zainab ra dari Ummu Salamah ra: Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya kalian mengadukan perkara padaku, dan boleh jadi sebagian kalian lebih pandai berargumentasi dibanding yang lain, maka aku putuskan perkaranya sesuai dengan apa yang kudengar darinya… [13]” Demikianlah – lanjut Imam Asy-Syathibi rahimahuLLAAH – bahwa RasuluLLAAH SAW mengambil keputusan berdasarkan bukti & fakta dan memerintahkan kita juga berbuat demikian, padahal banyak hal-hal yang beliau telah lebih dulu mengetahui permasalahannya ataupun hakikat kebatilannya, tapi beliau SAW tidak menghukumi kecuali berdasar bukti dan fakta, bukan berdasar hakikat yang telah beliau SAW ketahui sebelumnya [14].” Sebagai contoh, Nabi SAW mengetahui rahasia orang-orang munafiq berdasarkan apa yang telah dibukakan ALLAH SWT padanya, tapi beliau SAW tetap menghukumi mereka berdasarkan lahiriah mereka dan baru bersikap tegas dan meluruskan jika telah ada pelanggaran terang-terangan dari mereka. Bahkan ketika para sahabat ra (yang juga telah membaca gelagat ketidakberesan isi hati para munafiqin tersebut berdasarkan firasat -pen) ingin memperlakukan orang-orang munafiq tersebut seperti orang kafir, maka Nabi SAW bersabda: “Aku kuatir manusia akan berkata bahwa Muhammad membunuh sahabat-sahabatnya.” Demikianlah, beliau SAW tetap memperlakukan mereka seperti yang lainnya, berdasarkan zhahir dan bukan berdasarkan batin dan hal yang ghaib, maka kita tidak diperintah untuk membelah hati manusia untuk mengetahui hakikatnya. Jika terhadap firasat seorang mu’min saja tidak dapat menjadi hujjah syar’iyyah untuk menetapkan benar dan salah, halal dan haram, bahkan sekedar hukum makruh dan sunnah, apalagi berbagai kisah khurafat yang dituturkan oleh seorang kafir musyrik yang dipakai untuk menentukan kebenaran aqidah?! Inna liLLAAHi wa inna ilayhi raji’uun… Fa’tabiruu ya Ulil Abshaar… WaLLAAHu a’lamu bish Shawaab… Catatan Kaki: [1] Disarikan dr kitab Syaikh Al-Qaradhawi berjudul Mauqif al-Islam minal Ilham wal Kasyf war Ru’a wa minat Tama’imi wal Kahanah war Ruqa’, Maktabah Wahbah, 1415-H, Al-Qahirah Mishr. [2] Al-Mu’jam Alfaazhil Qur’anil Karim, Majma’ Al-Lughah Al-Arabiyyah [3] Tajul Arus, bab (Khat) [4] Lisanul Arab, bab (Khat), definisi ini diambil dari kitab An-Nihayah, yang disusun oleh Ibnul Atsir [5] Syarh al-’Aqa’idun Nasafiyyah, At-Taftazani, beserta kedua hasyiyyah-nya, hal. 41, Musthafa Al-Halabi [6] At-Ta’rifat, Al-Jurjani, hal. 57, Tahqiq oleh DR AbduRRAHMAN ‘Umairah, Alamul Kutub Bairut [7] An-Nihayah fii Ghariibil Hadiitsi wal Atsar, Ibnul Atsir, bab La-ha-ma, IV/282, Isa Al-Halabi [8] HR Bukhari, XI/288 no. 3210 & Muslim, XII/118 no. 4411 [9] An-Nihayah, I/350 [10] Madaarijus Saalikiin, I/44-45 [11] Al-Aqa’idun Nasafiyyah, beserta syarh-nya, hal. 41, Musthafa Al-Halabi [12] Al-Muwaafaqaat, Asy-Syathibi, II/266-268 [13] HR Muslim, bab “Menghukumi dengan Zhahirnya dan Memutuskan dengan Hujjah”, IX/102 no. 3231; hadits senada juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, IX/176 no. 2483.

Original Post at: http://hadis-rasullullah.blogspot.com/2012/05/pengertian-ilham.html

REF :http://hadis-rasullullah.blogspot.com/

Tiga Jenis Do'a

Bismillahirrohmaanirrohim


Tiga Jenis Do'a
Menurut Syek Akkbar  Muhyidin Ibnu Arabi, permintaan kepada Allah itu ada tiga macam: dengan ucapan (billafdi), dengan tindakan (bil hal) dan dengan isti'dad (kesiapan). Menurut Ibnu Arabi, ketiganya adalah merupakan tiga jenis do'a kepada Allah. Nah, sekarang bagaimana mengatur posisinya?

Menurutnya, ketika kita punya hajat kepada Allah, yang harus didahulkukan adalah berdoa dengan hal (tindakan) . Lalu kemudian disusul dengan persiapan (isti'dad). Baru terakhir dengan lisan. Meminta dengan lisan inilah yang secara konvesi disebut do'a. Meski berdo'a dengan lisan harus disimpan di akhir ikhtiar, tapi derajatnya sangat tinggi. Berdoa dengan lisan merupakan puncak tertinggi kerohanian.

Sebagai ilustrasi, penulis gambarkan sebagai berikut. Misalnya kita bercita-cita ke Mekkah (haji). Pertama yang mesti dilakukan adalah bekerja. Dagang, buruh, tani, dll. Ini yang dimaksud berdo'a dengan tindakan. Kedua, ita menabung. Misalnya kita habiskan  rokok 2 bungkus perhari, seharga 20.000. Lalu yang sebungkus kita tabung. Hasail tabungan itu dalam setahun mencapai 3.600.000. Itu artinya cukup untuk DP haji. Maka dalam jangka 10 tahun kita sudah bisa ke Mekkah. Proses nabung ini dinamakan dengan isti'dad.

Yang seringkali di kalangan  masyarakat, mengartikan doa sebatas pada lisan. Implikasinya, seorang muslim menjadi pemalas dan pengangan-angan. Kurang rajin bekerja. Pada menurut Ibnu Arabi, sesengguhnya berdoa dengan lisan tidak punya dampak (la atsaro laha). Padahal yang semestinya adalah berdoa terlebnioh dahulu denmgan tindakan dan kesiapan, baru berdoa dengan lisan. Kalau kita sebatas pada lisan, kita tidak lebih berangan-angan (Ibnu Arabi, Fushus al-Hikam hal. 202).
 
Ref  :http://kimsinstitute.blogspot.com/

Lencana Facebook

Bagaimana Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

MOTTO

Kami tidak malu menerima saran & kritik anda...