Jumat, 06 Februari 2015

SELAMAT TINGGAL INDONESIA?

Bismillahirrohmaanirrohim

Foto: SELAMAT TINGGAL INDONESIA?

Saya terhentak membaca berita yang termuat pada detikNews di pagi ini Jumat, 06/02/2015 09:36 WIB. Sungguh seperti ada mimpi terburuk akan menimpa negeri ini. Koalisi koruptor selangkah lagi seperti akan memenangkan pertarungan. Para koruptor kakap seperti tengah menyiapkan pesta kemenangan atas matinya "hantu" yang selalu mencemaskan langkah-langkah mereka. 

Amanat reformasi yang dengan susah payah diperjuangkan sejengkal lagi seperti akan terkubur. Ironisnya ini terjadi di tengah Presiden Jokowi melawat ke luar negeri melanjutkan "blusukan" yang menjadi "trade mark"-nya. Jutaan rakyat Indonesia yang mendambakan kemakmuran nyata sebagaimana impian yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 "memajukan kesejahteraan umum",  kini benar benar terancam. Nampak impian itu akan semakin jauh dari jangkauan. 

Entah mengapa pagi ini saya merasa iba pada bangsa ini. Jutaan rakyat yang ingin agar kekayaan negeri ini dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan umum seperti tak sadar bahwa impian itu sebentar lagi akan terampas, hilang, entah kapan akan kembali.

Lihatlah, betapa hukum dengan kasat mata digunakan sebagai alat pemberangus impian itu. "Framing", rekayasa kasus, saksi bohong, bukti palsu bertebaran membidik bertubi-tubi. Para aktor dengan latar belakang kepalsuan dan kerakusan bersatu melakukan pelumpuhan. Inilah ayat Tuhan yang begitu jelas dipaparkan. Apakah ini pertanda bahwa kejahatan yang terorganisir dapat melumpuhkan semua upaya kebaikan yang tak militan dan tercerai berai? Entahlah!

Saya menjadi terbayang para sahabat guru di daerah terpencil yang bertahun tahun mengajar dengan gaji hanya Rp. 300 ribu rupiah. Saya juga teringat para sahabat Polisi yang terus mencoba berprilaku jujur, tak kenal lelah mencoba bertugas seikhlasnya melayani masyarakat, di tengah cercaan dan ketidak-percayaan sebagai imbas perilaku busuk sebagian atasan. Belum lagi nasib petani, buruh bangunan, pemulung, dan para TKI yang terpaksa menyabung nyawa hanya karena sesuap nasi. Akankah mereka berubah nasibnya karena uang untuk kesejahteraan mereka terjarah sebelum menyentuh mereka?

Namun, percayalah lembaran sejarah kehidupan bangsa ini belum berakhir. Rakyat belum menunjukkan kekuatan yang sebenarnya. Demikian juga ayat ayat Tuhan belum digelar seutuhnya. Ada misteri yang belum terungkap. Itulah yang harus kita perjuangkan agar kebenaran selalu berada di atas kebatilan. Nasib suatu kaum memang ditentukan oleh kesungguhan upaya yang dilakukannya.

Semoga ada mukjizat turun dari langit sebagaimana dulu burung ababil datang tiba tiba melumatkan pasukan gajah yang terlihat maha perkasa. Semoga Mr. Presiden membaca krisis yang melanda negeri ini untuk melakukan langkah penyelamatan sebelum ia tercatat dalam sejarah sebagai "Presiden Terburuk dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia". Aku pun berdoa "Semoga TIDAK!" #iPras2015.

                                 **********

Sinyal Ancaman Mogok dari Kuningan Ketika Seluruh Pimpinan KPK Jadi Tersangka! - 

http://news.detik.com/read/2015/02/06/093614/2825312/10/sinyal-ancaman-mogok-dari-kuningan-ketika-seluruh-pimpinan-kpk-jadi-tersangka

SINYAL ANCAMAN MOGOK DARI KUNINGAN KETIKA SELURUH PIMPINAN KPK JADI TERSANGKA

Dhani Irawan - detikNews

Jakarta - Deputi Pencegahan KPK Johan Budi memberi sinyal. Ada niatan dari sebagian besar pegawai KPK untuk mengembalikan mandat lembaga antikorupsi itu ke Presiden Jokowi. Hal itu akan dilakukan bila seluruh pimpinan KPK menjadi tersangka.

Omongan Johan tak main-main. Sejumlah pegawai KPK sudah melakukan serangkaiAn pertemuan membahas sejumlah pilihan. Dan mengembalikan mandat ke presiden adalah salah satu pilihan terakhir, ketika KPK tak bisa berjalan.

"Tapi sebelum mengembalikan mandat kami akan berjuang. Demi pemberantasan korupsi demi Indonesia," terang Johan, Jumat (6/2/2015).

Tak heran dalam jumpa pers pada Kamis (5/2) Johan meminta agar Presiden Jokowi turun tangan. Sebagai kepala negara, Jokowi tentu memiliki kewenangan guna mencegah yang terburuk.

"Di KPK, ada ratusan kasus korupsi di tingkat penyelidikan dan penyidikan," terang Johan.

Saat ini, sejumlah pimpinan KPK memang sudah dibuatkan Sprindik oleh Mabes Polri. Selain Bambang Widjojanto yang sudah menjadi tersangka atas laporan politisi PDIP Sugiyanto Sabran karena mengarahkan kesaksian palsu dalam sengketa Pilkada di MK pada 2007 lalu, pimpinan lainnya sudah masuk tahap penyidikan laporannya.

Lazimnya, bila Sprindik sudah dibuat sudah ada tersangka yang ditetapkan. Diketahui Abraham Samad sudah dilaporkan atas pertemuan dengan tokoh PDIP dan surat palsu. Adnan Pandu dilaporkan atas kasus saham di kalimantan, sedangkan Zulkarnaen dilaporkan atas dugaan suap saat dahulu menjabat sebagai Kajati Jatim.

(dha/ndr)Saya terhentak membaca berita yang termuat pada detikNews di pagi ini Jumat, 06/02/2015 09:36 WIB. Sungguh seperti ada mimpi terburuk akan menimpa negeri ini. Koalisi koruptor selangkah lagi seperti akan memenangkan pertarungan. Para koruptor kakap seperti tengah menyiapkan pesta kemenangan atas matinya "hantu" yang selalu mencemaskan langkah-langkah mereka.
Amanat reformasi yang dengan susah payah diperjuangkan sejengkal lagi seperti akan terkubur. Ironisnya ini terjadi di tengah Presiden Jokowi melawat ke luar negeri melanjutkan "blusukan" yang menjadi "trade mark"-nya. Jutaan rakyat Indonesia yang mendambakan kemakmuran nyata sebagaimana impian yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 "memajukan kesejahteraan umum", kini benar benar terancam. Nampak impian itu akan semakin jauh dari jangkauan.
Entah mengapa pagi ini saya merasa iba pada bangsa ini. Jutaan rakyat yang ingin agar kekayaan negeri ini dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan umum seperti tak sadar bahwa impian itu sebentar lagi akan terampas, hilang, entah kapan akan kembali.
Lihatlah, betapa hukum dengan kasat mata digunakan sebagai alat pemberangus impian itu. "Framing", rekayasa kasus, saksi bohong, bukti palsu bertebaran membidik bertubi-tubi. Para aktor dengan latar belakang kepalsuan dan kerakusan bersatu melakukan pelumpuhan. Inilah ayat Tuhan yang begitu jelas dipaparkan. Apakah ini pertanda bahwa kejahatan yang terorganisir dapat melumpuhkan semua upaya kebaikan yang tak militan dan tercerai berai? Entahlah!
Saya menjadi terbayang para sahabat guru di daerah terpencil yang bertahun tahun mengajar dengan gaji hanya Rp. 300 ribu rupiah. Saya juga teringat para sahabat Polisi yang terus mencoba berprilaku jujur, tak kenal lelah mencoba bertugas seikhlasnya melayani masyarakat, di tengah cercaan dan ketidak-percayaan sebagai imbas perilaku busuk sebagian atasan. Belum lagi nasib petani, buruh bangunan, pemulung, dan para TKI yang terpaksa menyabung nyawa hanya karena sesuap nasi. Akankah mereka berubah nasibnya karena uang untuk kesejahteraan mereka terjarah sebelum menyentuh mereka?
Namun, percayalah lembaran sejarah kehidupan bangsa ini belum berakhir. Rakyat belum menunjukkan kekuatan yang sebenarnya. Demikian juga ayat ayat Tuhan belum digelar seutuhnya. Ada misteri yang belum terungkap. Itulah yang harus kita perjuangkan agar kebenaran selalu berada di atas kebatilan. Nasib suatu kaum memang ditentukan oleh kesungguhan upaya yang dilakukannya.
Semoga ada mukjizat turun dari langit sebagaimana dulu burung ababil datang tiba tiba melumatkan pasukan gajah yang terlihat maha perkasa. Semoga Mr. Presiden membaca krisis yang melanda negeri ini untuk melakukan langkah penyelamatan sebelum ia tercatat dalam sejarah sebagai "Presiden Terburuk dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia". Aku pun berdoa "Semoga TIDAK!" ‪#‎iPras2015‬.
**********
Sinyal Ancaman Mogok dari Kuningan Ketika Seluruh Pimpinan KPK Jadi Tersangka! -
http://news.detik.com/…/sinyal-ancaman-mogok-dari-kuningan-…
SINYAL ANCAMAN MOGOK DARI KUNINGAN KETIKA SELURUH PIMPINAN KPK JADI TERSANGKA
Dhani Irawan - detikNews
Jakarta - Deputi Pencegahan KPK Johan Budi memberi sinyal. Ada niatan dari sebagian besar pegawai KPK untuk mengembalikan mandat lembaga antikorupsi itu ke Presiden Jokowi. Hal itu akan dilakukan bila seluruh pimpinan KPK menjadi tersangka.
Omongan Johan tak main-main. Sejumlah pegawai KPK sudah melakukan serangkaiAn pertemuan membahas sejumlah pilihan. Dan mengembalikan mandat ke presiden adalah salah satu pilihan terakhir, ketika KPK tak bisa berjalan.
"Tapi sebelum mengembalikan mandat kami akan berjuang. Demi pemberantasan korupsi demi Indonesia," terang Johan, Jumat (6/2/2015).
Tak heran dalam jumpa pers pada Kamis (5/2) Johan meminta agar Presiden Jokowi turun tangan. Sebagai kepala negara, Jokowi tentu memiliki kewenangan guna mencegah yang terburuk.
"Di KPK, ada ratusan kasus korupsi di tingkat penyelidikan dan penyidikan," terang Johan.
Saat ini, sejumlah pimpinan KPK memang sudah dibuatkan Sprindik oleh Mabes Polri. Selain Bambang Widjojanto yang sudah menjadi tersangka atas laporan politisi PDIP Sugiyanto Sabran karena mengarahkan kesaksian palsu dalam sengketa Pilkada di MK pada 2007 lalu, pimpinan lainnya sudah masuk tahap penyidikan laporannya.
Lazimnya, bila Sprindik sudah dibuat sudah ada tersangka yang ditetapkan. Diketahui Abraham Samad sudah dilaporkan atas pertemuan dengan tokoh PDIP dan surat palsu. Adnan Pandu dilaporkan atas kasus saham di kalimantan, sedangkan Zulkarnaen dilaporkan atas dugaan suap saat dahulu menjabat sebagai Kajati Jatim.
(dha/ndr)

-----------------------------------------------
Sumber :
1.https://www.facebook.com/imam.b.prasodjo
2.http://news.detik.com/read/2015/02/06/093614/2825312/10/sinyal-ancaman-mogok-dari-kuningan-ketika-seluruh-pimpinan-kpk-jadi-tersangka

Lencana Facebook

Bagaimana Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

MOTTO

Kami tidak malu menerima saran & kritik anda...