Jumat, 10 Oktober 2014

9 Program Nyata Jokowi-JK Bila Terpilih Pada Pilpres 2014

Bismillahirrohmaanirrohim
Jokowi-JK
Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 2 Joko Widodo atau Jokowi memaparkan 9 program kerjanya di Bandung, Jawa Barat. Program itu akan dijalankan Jokowi bersama Jusuf Kalla (JK) bila terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden dalam Pilpres 9 Juli mendatang.

"Jika kami terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, kami berkomitmen untuk menjalankan program-program nyata berikut ini," ujar Jokowi di Hotel Holiday Inn Bandung, Kamis (3/7/2014).

Berikut 9 program nyata tersebut:

1. Meningkatkan profesionalisme, menaikkan gaji, dan kesejahteraan PNS, TNI dan Polri secara bertahap selama 5 tahun. Program remunerasi PNS akan dituntaskan di tingkat pusat dan diperluas sampai ke level daerah.

2. Mensejahterakan desa dengan mengalokasikan dana desa di mana setiap desa rata-rata Rp 1,4 miliar dalam bentuk program bantuan khusus dan menjadikan Perangkat Desa menjadi PNS secara bertahap.

3. Meningkatkan anggaran penanggulangan kemiskinan termasuk memberi subsidi Rp 1 juta setiap bulannya untuk keluarga pra-sejahtera, sepanjang pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 7%.

4. Program kepemilikan tanah pertanian untuk 4,5 juta kepala keluarga. Pembangunan/perbaikan irigasi di 3 juta Ha Sawah. Pembangunan 25 bendungan, 1 juta hektar lahan pertanian baru di luar Jawa. Pendirian Bank Petani dan UMKM serta penguatan Bulog.

5. Perbaikan 5.000 pasar tradisional di seluruh Indonesia dan membangun pusat pelelangan, penyimpanan dan pengelolaan ikan.

6. Menurunkan tingkat pengangguran dengan menciptakan 10 juta lapangan kerja baru selama 5 tahun. Bantuan dana Rp 10 juta per tahun untuk UMKM/Koperasi. Mendorong, memperkuat dan mempromosikan industri kreatif dan digital sebagai salah satu upaya mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.

7. Layanan kesehatan gratis rawat jalan/rawat inap dengan Kartu Indonesia Sehat, 6.000 puskesmas dengan fasilitas rawat inap serta air bersih untuk seluruh rakyat.

8. Membantu meningkatkan mutu pendidikan pesantren guna meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Meningkatkan kesejahteraan guru-guru pesantren sebagai bagian dari komponen pendidik bangsa.

9. Mewujudkan pendidikan bagi seluruh warga negara termasuk petani, nelayan, buruh, termasuk difabel dan elemen masyarakat lain melalui Kartu Indonesia Pintar. Menyediakan fasilitas pendidikan yang baik dengan target partisipasi 100% untuk SD, dan 95% untuk tingkat SLTP; mewujudkan kurikulum berkualitas; menjamin kesejahteraan guru dan meningkatkan tunjangan bagi para guru. Meningkatkan kualitas guru dengan melanjutkan program Sertifikasi guru.

Credit: Raden Trimutia Hatta

===================================
Sumber :http://indonesia-baru.liputan6.com/

Kamis, 09 Oktober 2014

Mengapa ulama Khalaf melakukan takwil?

Bismillahirrohmaanirrohim
Sebelumnya kami telah memaparkan sedikit tentang takwil dan tafwidh nash mutasybihat menurut ulama salaf dan khalaf. Satu hal yang mungkin menjadi pertanyaan adalah mengapa para ulama khalaf berani mentakwilkan nash-nash mutasyabihat?
Dan apakah tidak ada di antara ulama salaf yang ikut mentakwil nash-nash mutasyabihat?
Padahal ketika sifat-sifat Allah tersebut tidak dapat di ketahui maksudnya secara pasti tentu lebih baik berdiam diri dan hanya menyerahkan maksudnya kepada Allah sebagaimana yang di tempuh oleh ulama salaf! Apa yang menyebabkan para ulama khalaf berani menyalahi metode ulama salaf? padahal metode para ulama salaf adalah lebih aman sebagai di akui oleh mayoritas ulama mutakhirin sendiri.

Syeikh Mahmud Khatab as-Subki dalam kitab beliau, Ittihaf al-Kainat bi bayan Mazhab as-Salaf wa Khalaf fi Mutasyabihat hal 178:

والخلف يؤولونه تأويلا تفصيليا بتعيين المعنى المراد منه لاضطرارهم إلى ذلك ردا على المبتدعين الذين كثروا فى زمانهم بناء على أن الوقف على قوله تعالى والراسخون فى العلم

Artinya : dan para ulama khalaf mentakwilnya secara rinci (takwil tafshily) dengan menentukan makna yang di maksudkan dari nash tersebut karena mereka berhajat kepada demikian untuk menolak ahli bid’ah yang telah banyak pada masa mereka dengan berdasarkan pendapat bahwa wakaf pada firman Allah warrasikhuna..(surat ali Imran 7).

Para ulama melakukan takwil terhadap nash mutasyabihat bertujuan untuk mengindari timbulnya pemahaman secara makna dhahir terhadap nash mutasyabihat tersebut. Sedangkan makna (makna hakikatnya) merupakan sesuatu yang mustahil bagi Allah karena makna hakikatnya merupakan satu makna yang merupakan sifat khususiyat pada makhluk. Misalnya makna yad di artikan dengan tangan, maka yang akan terbayang di benak manusia adalah jisim karena hakikat dari yad adalah jisim walaupun akhirnya kaum mujassimah mengatakan, tangan Allah tidak seperti tangan manusia. Sedangkan Allah ta`ala tidak memiliki jisim, karena jisim itu sifat makhluk, Allah berfirman :

ليس كمثله شئ وهو السميع البصير

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.(Q.S. asy-Syura 11)

al-Allamah Syeikh Mahmud bin Khatab as-Subky dalam kitab ad-Din al-Khalish jilid 1 hal 27 – 28 menjelaskan :

والخلف يقولون فيها الاستواء معناه الاقتدار والتصرف او نحو ذلك ...ووجه صحة مذهب الخلف انهم فسروا الآية بما يدل عليه اللفظ العربي والقرآن عربى
 وحملهم على تفسير المذكرور ولم يفوضوا كما فوض السلف وجود المشبهة والمجسمة فى زمانهم زاعمين ان ظاهر الآيات يدل على اته تعالى جسم ولم يفقهوا انه مستحيل علسه عز وجل الجسمية والحلول فى الامكنة . وقد اغتر بعض العوام بقولهم فاعتقدوا أن الله تعالى جالس على العرش وحال فى السماء فكفروا والعياذ بالله تعالى...
فوجب عليهم ان بينوا للعامّة معنى تلك الآيات والاحاديث المتشابهة حسب مدلولات القرآن والاحاديث النبوية بما يصح اتصافه تعالى به ليعرفوا الحق فيعملوا عليه ويتركوا الباطل واهله فلا يكفرون فجزاهم الله تعالى الجزاء
وقد نقل العلامة احمد زروق عن ابى حامد انه قال لا خلاف فى وجوب التأويل عند تعين شبهة لا ترتفع إلا به
والحاصل ان الخلف لم يخالفوا السلف فى الاعتقاد وانما خلفوهم فى تفسير المتشابه للمقتضى الذى حدث فى زمانهم دون زمان السلف كما علمت بل اعتقادهم واحد وهو أن الآيات والاحاديث المتشابهات مصروفة عن ظاهرها الموهم تشبيهه تعالى بشيء من صفات الحوادث وانه سبحانه وتعالى مخالف للحواديث فليس بجسم ولا جوهر ولا عرض ولا مستقر على عرش ولا فى السماء ولا يمر علىي زمان وليس له جهة إلى غير ذلك مما هو من نعوت المخلوقين

Artinya :
“Ulama khalaf mengatakan pada ayat tersebut (ayat mutasyabihat) Istiwak, maknanya kekuasaan , penggunaan dan lain-lain....
Alasan dari kebenaran Mazhab Khalaf adalah karena mereka menafsirkan ayat dengan makna yang ditunjuki oleh lafaz ‘arab sendiri, sedangkan al-quran termasuk dari ‘arabi. Hal yang mendorong para ulama khalaf melakukan penafsiran tersebut, dan tidak menyerahkan makna (kepada Allah) sebagai mana yang dilakukan oleh ulama salaf karena pada masa mereka (khalaf) sudah muncul para musyabihah yang menyatakan bahwa, dhahir ayat menunjuki bahwa Allah SWT adalah jisim. Padahal mereka tidak mengerti , jisim dan bertempat adalah hal yang mustahil bagi Allah SWT...
Oleh karna itu, maka wajib bagi mereka (ulama khalaf) untuk menjelaskan bagi masyarakat awam makna dari ayat dan hadis tersebut menurut pemahaman al-quran dan hadis itu sendiri dengan makna yang bisa sah pada zat Alllah SWT. Supaya orang ‘awam mengerti mana yang haq kemudian mengamalkannya dan meninggalkan kebathilan dan ahlinya. Maka Allah membalas mereka dengan sebaik-baik pembalasan.
Al-‘Allamah Zauraq menukilkan perkataan Abi Hamid, beliau berkata ‘’ Tiada khilaf (perbedaan pendapat) tentang wajibnya takwil ketika nyata adanya syubhat yang tidak ada jalan lain untuk menghilangkannya selain dengan takwil.
Kesimpulanya adalah para ulama khalaf tidak berbeda keyakinannya dengan ulama salaf. Dan hanya saja ulama khalaf berbeda dalam menfsirkan ayat mutasyabihat disebabkan gejolak yang terjadi pada zaman mereka yang belum ada pada periode ulama salaf sebagaimana yang telah kita ketahui. Akan tetapi I’tikad mereka itu sama, yaitu: Segala ayat dan hadis mutasyabihat ditakwilkan dari dhahirnya yang memberi pemahaman serupa Allah SWT dengan salah satu sifat hawadis. Padhal Allah SWT berbeda dengan hawadis. Maka Allah SWT tidak berjisim, bukan jauhar, bukan sifat, tidak menetap diatas ‘arasy, tidak dilangit, tidak dilalui zaman, tidak ber-arah dan lain-lain yang merupakan sifat dari makhluk.”

Maka dari beberapa penjelasan ulama yang kami kuti sangat jelaslah bahwa apa yang di lakukan oleh sebagian ulama Asya'irah yaitu mentakwilkan nash-nash mutasyabihat bukanlah hal yang salah. Satu kesalahan bagi sebagian golongan yang memvonis sesat kepada para ulama Asya'irah karena mereka melakukan takwil terhadap nash mutasyabihat, bahkan sebaliknya yang sesat adalah kaum yang mengartikan nash-nash mutasyabihat tersebut dengan makna dhahirnya, penafsiran demikian bukanlah penafsiran para ulama salaf. Bahkan kenyataannya sebagian takwil juga di lakukan oleh para ulama salaf.
Wallahu A’lam bish shawab.

==============================================
Sumber :http://lbm.mudimesra.com/2014/10/mengapa-ulama-khalaf-melakukan-takwil.html

Kasus Demo Ricuh FPI, Polisi Pastikan Tidak Berhenti di Novel

Andri Haryanto - detikNews

 
Jakarta - Kepolisian berjanji untuk mengungkap dalang bentrokan FPI dan polisi dalam demonstrasi di Balai Kota, pekan lalu. Penyidikan tidak akan berhenti di Novel Bamukmin, Kordinator lapangan dalam aksi ormas yang mengatasnamakan agama itu.

"Penyidik akan mengungkap semua berkaitan dengan latar belakang yang mengakibatkan korban baik perbuatan yang mendahului sebelum terjadinya demo. Mastermind-nya akan diungkap. Mohon sabar, percaya saja pada Polda Metro Jaya," kata Kadiv Humas Polri Irjen Ronny F Sompie di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (9/10/2014).

"Kita berupaya mengungkap kasus ini serinci mungkin sehingga di pengadilan dapat diungkap secara jelas," imbuhnya.

Saat ini kepolisian telah menahan Novel guna pemeriksaan intensif, termasuk alat-alat bukti yang diperoleh penyidik.

"Sampai sekarang terus dilakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti yang telah diperoleh oleh penyidik. Berdasarkan keterangan beberapa saksi dan orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka," ujar Ronny.

================================
Sumber : http://news.detik.com/

Selasa, 07 Oktober 2014

Hukum Menjual Kulit Hewan Qurban

Bismillahirrohmaanirrohim
Di hari raya Adhha, kaum muslim menyembelih qurban. Biasanya yang ingin berqurban menyerahkan qurbannya ke panitia qurban baik di mesjid atau di tempat-tempat lainnya. Sering kita temukan dalam proses pembagian daging qurban, kulit dan kaki hewan qurban tidak di bagikan, tetapi oleh panitia di kumpulkan kemudian di jual kepada pihak penampung kulit hewan.

Pertanyaan:
Bagaimanakah hukumnya menjual kulit atau daging hewan qurban?

Jawab:
Hewan qurban tidak boleh di jual, baik dagingnya, kulit dan juga tulangnya.
Pada qurban sunat, kulitnya boleh di sadaqahkan dan boleh juga di manfaatkan oleh orang yang berkurban untuk berbagai macam keperluannya (selain di jual atau di sewakan). Bila di jual, penjualan tersebut tidak sah.
sedangkan qurban wajib, kulitnya wajib di sadaqahkan semuanya, tidak boleh di manfaatkan untuk keperluan orang berqurban.
Bagi penerima yang miskin boleh saja setelah ia terima ia jual, sedangkan bila ia orang kaya, maka setelah ia terima tidak boleh ia jual, bagi orang kaya qurban yang diterima hanya di bolehkan untuk di konsumsi sendiri dan keluarga atau di sedeqahkan atau di hidangkan sebagai jamuan bagi tamu yang datang sebagaimana dalam ketentuan orang kaya menerima daging kurban. Ini merupakan pendapat yang kuat.
Selain itu kulit hewan qurban juga tidak boleh di jadikan sebagai upah bagi penyembelih qurban. Namun boleh saja di berikan kepada penyembelih tetapi bukan sebagai upah sembelihan.

Nash Kitab Mu`tabarah:
Hasyiah Qalyubi `ala Mahalli Jilid 4 hal 255 Dar Fikr

ويتصدق بجلدها أو ينتفع به) في الاستعمال، وله إعارته دون بيعه وإجارته
قوله: (ويتصدق) هو ومثله وارثه بجلدها قال شيخنا: ولو على من تلزمه نفقته ولا يجوز بيعه ولا إجارته وتجوز عاريته، ولآخذه التصرف فيه لا بنحو بيع ولا يجوز إعطاؤه أجرة للجوار. وجوز بعضهم لمن يأخذه التصرف بالبيع وغيره، وهو وجيه إن كان الذي أخذه من الفقراء كما في مر اللحم وإلا فلا فليراجع،

Tuhfatul Muhtaj dan Hasyiah Ubadi Jilid 9 hal 365 Dar Fikr

ويتصدق بجلدها) ونحو قرنها أي المتطوع بها وهو الأفضل للاتباع (أو ينتفع به) أو يعيره لغيره ويحرم عليه وعلى نحو وارثه بيعه كسائر أجزائها وإجارته وإعطاؤه أجرة للذابح بل هي عليه للخبر الصحيح «من باع جلد أضحيته فلا أضحية له» ولزوال ملكه عنها بالذبح فلا تورث عنه لكن بحث السبكي أن لورثته ولاية القسمة والنفقة كهو ويؤيده قول العلماء له الأكل والإهداء كمورثه أما الواجبة فيلزمه التصدق بنحو جلدها
قوله نحو بيعه) ليس فيه إفصاح ببطلانه وقضية قوله لزوال ملكه عنها لبطلان

Hasyiah Bujairimi `ala Khatib Jilid 4 Hal 338 Dar Fikr

ولا يبيع من الأضحية شيئا) ولو جلدها أي يحرم عليه ذلك ولا يصح سواء أكانت منذورة أم لا. وله أن ينتفع بجلدأضحية التطوع كما يجوز له الانتفاع بها. كأن يجعله دلوا أو نعلا أو خفا والتصدق به أفضل. ولا يجوز بيعه ولا إجارته لأنها بيع المنافع لخبر الحاكم وصححه: «من باع جلد أضحيته فلا أضحية له» ولا يجوز إعطاؤه أجرة للجزار، وتجوز إعارته، كما له إعارتها. أما الواجبة فيجب التصدق بجلدها.

=============================================
Sumber :http://lbm.mudimesra.com/


Kamis, 02 Oktober 2014

Pengertian, Niat, Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Bismillahirrohmaanirrohim

Posted by: redaksi  26 September 2014 9,025 Views


Pengertian, Niat, Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Pengertian Puasa Hari Tarwiyah dan Arafah
      Pada bulan Dzulhijjah (dalam kalender Islam), dilaksanakan 2 hari sebelum tanggal 10 Dzulhijjah (Idul Adha) atau biasa dikenal dengan lebaran haji yaitu tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. Tanggal 8 Dzulhijah dinamakan puasa Tarwiyah dan tanggal 9 Dzulhijah dinamakan puasa Arafah. Puasa sunah Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan, agar kita dapat turut merasakan nikmatnya seperti yang dirasakan oleh para jama’ah haji.

Puasa tarwiyah puasa arafah
     Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah yaitu hari pada saat jama’ah haji melakukan wukuf di padang Arafah.
Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni 8 Dzulhijjah, hari sebelum hari wukuf.

     Adapun keutamaan puasa sunah Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan ‘arafah (9 Dzulhijjah) berdasarkan beberapa hadist adalah :
Puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa satu tahun silam yang telah terlewati.
Sedangkan puasa hari ‘arafah memiliki keutamaan yaitu dapat menghapus dosa dua tahun (1 tahun lalu dan 1 tahun yang akan datang)

Niat Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah
Niat Puasa Tarwiyah
نويت صوم ترويه سنة لله تعالى
NAWAITU SAUMA TARWIYAH SUNNATAN LILLAHI TA’ALAH
“ Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”

Niat Puasa Arafah
نويت صوم عرفة سنة لله تعالى
NAWAITU SAUMA ARAFAH SUNNATAN LILLAHI TA’ALAH
“ Saya niat puasa Arafah , sunnah karena Allah ta’ala.”
Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah

Hadist tentang puasa Tarwiyah adalah sbb.:
(12087 -) صوم يوم التروية كفارة سنة ، وصوم يوم عرفة كفارة سنتين.
(أبو الشيخ في الثواب وابن النجار عن ابن عباس).
Artinya: Puasa hari Tarwiyah menghapuskan dosa setahun, puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun.

       Hadist tersebut tercantum dalam kitab Kanzul Ummal, Jami’  Imam Suyuthi, diriwayatkan Ibnu Hibban dalam kitab Al-Tsawab. Para ulama mengatakan bahwa hadist tersebut dlaif. Sebagian ulama mengatakan ini hadist marfu’.

Hadist yang lain juga :
وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { نَهَى عَنْ صَوْمِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ وَيَوْمِ عَرَفَةَ وَيَوْمِ النَّحْرِ وَأَيَّامِ التَّشْرِيقِ }
Artinya: Rasulullah saw melarang puasa di hari Tarwiyah, Arafah, Hari Penyembelihan dan hari Tasyriq”. Namun para ulama mengatakan bahwa hadist ini berlaku bagi yang melaksanakan ibadah haji.

      Beberapa kitab fiqh dari berbagai mazhab menyebutkan disunnahkan puasa sunnah pada hari Tarwiyah. Hadist riwayat Ibnu Abbas ra berikut adalah dalil terkuat yang dijadikan landasan disunnahkannya puasa hari Tarwiyah.
“ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله، من هذه الأيام العشر” رواه البخاري.
Artinya: Tidak ada hari yang di dalamnya amal soleh lebih dicintai Allah kecuali pada sepuluh hari ini (maksudnya 10 hari bulan Dzul Hijjah). HR Bukhari.

Hadist lain:
وعن حفصة قالت: أربع لم يكن يدعهن رسول الله صلى الله عليه وسلم: صيام عاشوراء، والعشر، وثلاث أيام من كل شهر، والركعتين قبل الغداة رواه أحمد والنسائي.

Artinya: Dari Hafsah ra : ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah saw, yaitu puasa bulan hari Asyura (10 Muharram), (amal soleh) 10 hari pertama Dzul Hijjah, tiga hari setiap bulan dan dua rakaat sebelum pagi” h.r. Ahmad dan Nasai.

     Berdasarkan hadist tersebut, cukup kuat pendapat ulama yang mengatakan bahwa disunnahkan puasa pada hari Tarwiyah.
Pendapat yang mengatakan bahwa puasa Tarwiyah disunnahkan karena termasuk amal saleh yang dianjurkan pada 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah. Sedangkan pendapat yang mengatakan bahwa tidak disunnahkan secara khusus puasa pada hari Tarwiyah karena melihat hadist di atas yang dlaif atau lemah. Ini juga terkembali pada masalah perbedaan pendapat mengenai apakah hukum menggunakan hadist dlaif.

       Sebaiknya pengikut kedua pendapat tersebut saling menghargai karena masing-masing mempunyai landasan dalil yan
g diyakini.

      Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
 “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)

puasa tarwiyah puasa arafah

      Imam Nawawi berkata, “Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”

       Adapun orang yang berhaji tidak disunnahkan untuk melaksanakan puasa Arafah.
عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ
“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi SAW. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari Muslim).

عَنْ مَيْمُونَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ النَّاسَ شَكُّوا فِى صِيَامِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ عَرَفَةَ ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ وَهْوَ وَاقِفٌ فِى الْمَوْقِفِ ، فَشَرِبَ مِنْهُ ، وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ
“Dari Maimunah RA, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Nabi SAW berpuasa pada hari Arafah. Lalu Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

      Semoga penjelasan artikel mengenai Pengertian, Niat, Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah bermanfaat

============================================
Sumber :
http://al-badar.net/

Lencana Facebook

Bagaimana Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

MOTTO

Kami tidak malu menerima saran & kritik anda...